Materi LCCM Sejarah Masa Hindu-Buddha di Indonesia
Masa Hindu-Buddha di Indonesia adalah periode penting dalam sejarah Nusantara yang dimulai sekitar abad ke-4 Masehi hingga sekitar abad ke-15 Masehi. Pada masa ini, pengaruh kebudayaan Hindu dan Buddha dari India menyebar ke Indonesia melalui jalur perdagangan, membawa perubahan besar dalam sistem pemerintahan, sosial, budaya, dan keagamaan. Masa Hindu-Buddha meninggalkan warisan berupa kerajaan-kerajaan besar, candi-candi megah, sastra, dan sistem kepercayaan yang masih berpengaruh hingga kini.
1. Proses Masuknya Pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia
Pengaruh Hindu-Buddha masuk ke Indonesia melalui beberapa teori dan jalur:
A. Teori Masuknya Hindu-Buddha
Teori Brahmana:
Dikemukakan oleh J.C. Van Leur.
Menyatakan bahwa kaum Brahmana (pendeta Hindu) diundang oleh penguasa lokal untuk menobatkan mereka sebagai raja dan memperkenalkan sistem kerajaan.
Didukung oleh prasasti-prasasti yang menggunakan bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa.
Teori Ksatria:
Dikemukakan oleh F.D.K. Bosch.
Menyatakan bahwa para ksatria (bangsawan) India datang ke Indonesia untuk mendirikan kerajaan.
Didukung oleh cerita-cerita kepahlawanan seperti Ramayana dan Mahabharata.
Teori Waisya:
Dikemukakan oleh N.J. Krom.
Menyatakan bahwa para pedagang India membawa pengaruh Hindu-Buddha melalui aktivitas perdagangan.
Didukung oleh bukti arkeologis seperti candi dan artefak perdagangan.
Teori Arus Balik:
Dikemukakan oleh F.D.K. Bosch.
Menyatakan bahwa orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk mempelajari agama Hindu-Buddha, lalu kembali ke Indonesia untuk menyebarkannya.
B. Jalur Masuknya Hindu-Buddha
Jalur Laut: Melalui Selat Malaka dan jalur perdagangan rempah-rempah.
Jalur Darat: Melalui Semenanjung Malaya dan Sumatera.
2. Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
Beberapa kerajaan Hindu-Buddha yang penting di Indonesia antara lain:
A. Kerajaan Kutai (Abad ke-4 Masehi)
Lokasi: Kalimantan Timur.
Raja terkenal: Mulawarman.
Peninggalan: Prasasti Yupa (tujuh prasasti batu yang menceritakan upacara kurban dan silsilah raja).
Agama: Hindu.
B. Kerajaan Tarumanegara (Abad ke-5 Masehi)
Lokasi: Jawa Barat.
Raja terkenal: Purnawarman.
Peninggalan: Prasasti Ciaruteun, Prasasti Tugu, Prasasti Kebon Kopi.
Agama: Hindu Wisnu.
C. Kerajaan Sriwijaya (Abad ke-7 hingga ke-13 Masehi)
Lokasi: Sumatera Selatan.
Raja terkenal: Balaputradewa.
Peninggalan: Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuo, Candi Muaro Jambi.
Agama: Buddha Mahayana.
Peran: Pusat perdagangan dan pendidikan Buddha di Asia Tenggara.
D. Kerajaan Mataram Kuno (Abad ke-8 hingga ke-10 Masehi)
Lokasi: Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dinasti: Sanjaya (Hindu) dan Syailendra (Buddha).
Raja terkenal: Rakai Pikatan, Balitung.
Peninggalan: Candi Prambanan (Hindu), Candi Borobudur (Buddha), Prasasti Canggal.
Agama: Hindu dan Buddha.
E. Kerajaan Medang (Abad ke-10 hingga ke-11 Masehi)
Lokasi: Jawa Timur.
Raja terkenal: Dharmawangsa, Airlangga.
Peninggalan: Prasasti Calcutta, Candi Belahan.
Agama: Hindu dan Buddha.
F. Kerajaan Kediri (Abad ke-11 hingga ke-13 Masehi)
Lokasi: Jawa Timur.
Raja terkenal: Jayabaya, Kameswara.
Peninggalan: Kitab Kakawin Bharatayuddha, Kitab Smaradahana.
Agama: Hindu dan Buddha.
G. Kerajaan Singasari (Abad ke-13 Masehi)
Lokasi: Jawa Timur.
Raja terkenal: Ken Arok, Kertanegara.
Peninggalan: Candi Singasari, Candi Jago, Arca Prajnaparamita.
Agama: Hindu dan Buddha.
H. Kerajaan Majapahit (Abad ke-13 hingga ke-15 Masehi)
Lokasi: Jawa Timur.
Raja terkenal: Raden Wijaya, Hayam Wuruk, Gajah Mada.
Peninggalan: Candi Panataran, Kitab Negarakertagama, Sumpah Palapa.
Agama: Hindu dan Buddha.
Peran: Kerajaan terbesar di Nusantara yang mencapai puncak kejayaan pada masa Hayam Wuruk dan Gajah Mada.
3. Kebudayaan dan Peninggalan Masa Hindu-Buddha
Masa Hindu-Buddha meninggalkan warisan budaya yang sangat kaya, meliputi:
A. Arsitektur
Candi: Bangunan suci untuk pemujaan dan upacara keagamaan.
Contoh: Candi Borobudur (Buddha), Candi Prambanan (Hindu), Candi Mendut, Candi Sewu.
Pura: Tempat ibadah umat Hindu, terutama di Bali.
Contoh: Pura Besakih.
B. Seni dan Sastra
Seni Patung: Arca dewa-dewi Hindu dan Buddha.
Contoh: Arca Ganesha, Arca Buddha.
Seni Relief: Ukiran pada dinding candi yang menggambarkan cerita keagamaan.
Contoh: Relief Ramayana di Candi Prambanan, Relief Jataka di Candi Borobudur.
Sastra: Karya sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dan Sanskerta.
Contoh: Kitab Negarakertagama, Kitab Sutasoma, Kitab Arjunawiwaha.
C. Sistem Pemerintahan
Kerajaan: Sistem pemerintahan berbasis kerajaan dengan raja sebagai pemimpin tertinggi.
Birokrasi: Pembagian wilayah menjadi daerah-daerah yang dipimpin oleh pejabat kerajaan.
Hukum: Kitab hukum seperti Kutara Manawa.
D. Sistem Kepercayaan
Hinduisme: Pemujaan terhadap dewa-dewi seperti Brahma, Wisnu, dan Siwa.
Buddhisme: Ajaran Buddha dengan aliran Mahayana dan Hinayana.
Sinkretisme: Percampuran antara kepercayaan lokal dengan Hindu-Buddha.
4. Pengaruh Hindu-Buddha dalam Kehidupan Masyarakat
Pengaruh Hindu-Buddha membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia:
A. Sosial
Munculnya sistem kasta (walaupun tidak seketat di India).
Pembagian masyarakat berdasarkan profesi, seperti brahmana, ksatria, waisya, dan sudra.
B. Ekonomi
Perdagangan maritim yang maju, terutama di Kerajaan Sriwijaya.
Penggunaan mata uang sebagai alat tukar.
C. Pendidikan
Pusat pendidikan agama Buddha di Sriwijaya dan Nalanda.
Pembelajaran kitab-kitab suci dan sastra.
D. Bahasa dan Tulisan
Penggunaan bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa dalam prasasti.
Perkembangan bahasa Jawa Kuno dan Bali Kuno.
5. Akhir Masa Hindu-Buddha
Masa Hindu-Buddha di Indonesia mulai memudar dengan masuknya pengaruh Islam pada abad ke-13 hingga ke-15. Beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran kerajaan Hindu-Buddha antara lain:
Penyebaran Islam: Masuknya Islam melalui perdagangan dan dakwah.
Konflik Internal: Perebutan kekuasaan di dalam kerajaan.
Serangan dari Luar: Invasi dari kerajaan lain, seperti serangan Majapahit terhadap Sriwijaya.
Perubahan Sistem Pemerintahan: Pergeseran dari kerajaan Hindu-Buddha ke kesultanan Islam.

Tidak ada komentar: