Materi Pelajaran IPS VII: Kedatangan Hindu-Buddha dan Penyebaran Islam di Indonesia
A. Kedatangan Hindu-Buddha di Indonesia
1. Teori Masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia
Teori Brahmana: Menyatakan bahwa agama Hindu-Buddha dibawa oleh para brahmana (kaum pendeta) dari India yang diundang oleh penguasa lokal.
Teori Ksatria: Menyatakan bahwa agama Hindu-Buddha dibawa oleh para ksatria (kaum bangsawan) yang melarikan diri dari India karena kekalahan perang.
Teori Waisya: Menyatakan bahwa agama Hindu-Buddha dibawa oleh para pedagang India yang berdagang ke Nusantara.
Teori Arus Balik: Menyatakan bahwa agama Hindu-Buddha dibawa oleh orang Indonesia yang belajar ke India dan kembali ke Nusantara untuk menyebarkan ajaran tersebut.
2. Asal Usul Agama Hindu
Agama Hindu merupakan percampuran kepercayaan antara bangsa Dravida (penduduk asli India) dan bangsa Arya (pendatang dari Asia Tengah).
Kitab suci agama Hindu adalah Weda, yang terdiri dari empat bagian:
Regweda: Berisi syair puji-pujian kepada dewa.
Samaweda: Berisi nyanyian suci.
Yajurweda: Berisi mantra-mantra untuk upacara.
Atharwaweda: Berisi doa-doa untuk kehidupan sehari-hari.
3. Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia
Bidang Politik: Lahirnya sistem kerajaan di Nusantara, seperti Kerajaan Kutai, Tarumanegara, dan Mataram Kuno.
Bidang Sosial: Dikenalnya sistem kasta dalam masyarakat Hindu, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra.
Bidang Budaya: Berkembangnya teknologi pembuatan candi, seni sastra, dan seni ukir.
Bidang Agama: Masuknya konsep dewa-dewi dan ajaran karma dalam kehidupan masyarakat.
4. Akulturasi Budaya Hindu-Buddha dengan Budaya Lokal
Candi Borobudur: Merupakan hasil akulturasi antara budaya India dan budaya megalithikum Indonesia, dengan bentuk punden berundak-undak.
Bentang Alam Sakral: Masyarakat Jawa pada zaman Hindu menganggap gunung sebagai tempat yang sakral.
B. Penyebaran Islam di Indonesia
1. Proses Islamisasi di Indonesia
Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan, terutama di daerah pesisir pantai.
Proses Islamisasi berlangsung secara damai melalui:
Perdagangan: Para pedagang Muslim menyebarkan agama Islam sambil berdagang.
Perkawinan: Perkawinan antara pedagang Muslim dengan penduduk lokal.
Pendidikan: Pembentukan pesantren dan lembaga pendidikan Islam.
Kesenian: Penggunaan seni sebagai media dakwah, seperti wayang dan gamelan.
2. Teori Masuknya Islam ke Indonesia
Teori Gujarat: Menyatakan bahwa Islam dibawa oleh pedagang dari Gujarat, India.
Teori Persia: Menyatakan bahwa Islam dibawa oleh orang Persia.
Teori Arab: Menyatakan bahwa Islam dibawa langsung oleh orang Arab.
3. Peran Wali Songo dalam Penyebaran Islam
Wali Songo adalah sembilan wali yang berperan besar dalam penyebaran Islam di Jawa.
Beberapa Wali Songo yang terkenal:
Sunan Kalijaga: Menggunakan kesenian wayang sebagai media dakwah.
Sunan Giri: Menyebarkan Islam di Jawa Timur, Lombok, Makasar, dan Maluku.
Sunan Gunung Jati: Menyebarkan Islam di Jawa Barat.
Maulana Malik Ibrahim: Wali tertua dari Wali Songo.
4. Bukti Penyebaran Islam di Indonesia
Makam Fatimah binti Maimun: Ditemukan di Leran, Gresik, dengan angka tahun 475 H (1082 M), menunjukkan bahwa Islam telah masuk ke Indonesia pada abad XI.
Batu Nisan Sultan Malik al-Saleh: Merupakan bukti peninggalan Kesultanan Samudra Pasai, kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Masjid Kudus: Merupakan hasil asimilasi budaya Islam dan Hindu, dengan menara yang menyerupai candi.
5. Pengaruh Islam di Indonesia
Bidang Politik: Lahirnya kerajaan-kerajaan Islam, seperti Samudra Pasai, Demak, dan Mataram Islam.
Bidang Sosial: Islam tidak mengenal sistem kasta, sehingga mudah diterima oleh masyarakat.
Bidang Budaya: Berkembangnya seni kaligrafi, sastra Islam (seperti suluk dan hikayat), dan arsitektur masjid.
C. Perbandingan Pengaruh Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia
Aspek | Hindu-Buddha | Islam |
---|---|---|
Politik | Lahirnya sistem kerajaan | Lahirnya kesultanan Islam |
Sosial | Dikenalnya sistem kasta | Tidak mengenal sistem kasta |
Budaya | Pembangunan candi, seni sastra, dan ukir | Seni kaligrafi, sastra Islam, masjid |
Agama | Konsep dewa-dewi dan karma | Ajaran tauhid dan syariah |

Tidak ada komentar: