Inspirasi Al-Qur’an: Indahnya Beragama Secara Moderat (Materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum Merdeka Kelas 8)
Ummatan Wasatan: Menapaki Jalan
Keseimbangan dalam Beragama
Siswa yang Budiman, Tahukah Kalian bahwa Moderasi dalam Beragama Adalah Kunci Keselamatan?
Dalam perjalanan hidupnya, sebagian pelajar sering kali terjerumus pada jalan yang tidak tepat dalam mengekspresikan keberagamaan. Riset telah menunjukkan bahwa sebagian dari mereka cenderung mengekspresikan keberagamaannya secara radikal dan intoleran. Ini tercermin dalam tindakan kekerasan, perundungan, dan intoleransi terhadap orang yang berbeda agama atau praktik keagamannya. Namun, sangat penting untuk disadari bahwa tindakan seperti itu bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Pada bab ini, kita akan belajar bagaimana Islam mendorong pemeluknya untuk beragama secara moderat. Melalui keberagamaan yang moderat, praktik-praktik kekerasan, perundungan, dan intoleransi tidak akan muncul. Kita akan memahaminya melalui Q.S. Al-Baqarah/2:143 dan hadis terkait yang membahas tentang persoalan ini.
Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat
pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar
Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak
menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar
Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke
belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang
yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan
imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.
(Al-Baqarah/2:143)
Tangga Cinta Al-Qur’an: Membaca dengan Tartil
Masih ingatkah kalian tentang tangga cinta al-Qur’an pada bab sebelumnya? Mari kita mulai dari tangga yang pertama: membaca al-Qur’an dengan tartil sesuai kaidah tajwid.
1. Ayo Belajar Membaca Al-Qur’an dengan Fasih!
Pada bab ini, kita akan mempelajari kaidah bacaan nun mati/tanwin dan mim mati. Nun mati adalah huruf nun dengan harakat sukun, sedangkan tanwin adalah nun mati yang bertempat di akhir kata benda. Ada empat hukum bacaan: iẓhar, iẓgam, iqlab, dan ikhfa. Setelah memahami ini, kita dapat membaca Q.S. al-Baqarah/2:143 dengan tartil.
1) Iẓhar: Kejelasan dan Keterangannya
- Arti Iẓhar: Iẓhar berarti jelas, terang, dan tampak.
- Huruf Ḥalqi: Nun mati atau tanwin dibaca Iẓhar ketika bertemu dengan salah satu dari enam huruf ḥalqi: hamzah (ء), ha (ه), ain (ع), gain (غ), ha (ح), dan kha (خ).
- Contoh Bacaan Iẓhar:
- ٍرْيَحٌ
مِنْ حَانٍ وَعِلْمٌ
2) Idgam: Memasukkan Sesuatu pada Sesuatu
- Huruf Idgam: Nun mati atau tanwin dibaca Idgam ketika bertemu dengan enam huruf Idgam: ya (ي), nun (ن), mim (م), waw (و), lam (ل), dan ra (ر).
- Idgam bi Gunnah: Beberapa huruf Idgam dibaca dengan dengung (gunnah) seperti ya (ي), nun (ن), mim (م), waw (و). Syaratnya, harus terjadi di dua kata; jika satu kata, nun mati dibaca terang (iẓhar kilmi).
- Idgam bi Lā Gunnah: Beberapa huruf Idgam
lainnya dibaca tanpa dengung, seperti lam (ل) dan ra (ر).
3) Iqlāb: Mengubah Bentuk Asal
- Bacaan Iqlāb: Nun mati atau tanwin dibaca Iqlāb ketika bertemu dengan huruf ba (ب), diubah menjadi mim (م) dengan dengung.
- Contoh Bacaan Iqlāb:
- اَضًا
بِمَن ِلَكَ ۢ بِقَدَرٍ صُمََّ
4) Ikhfā’: Menyembunyikan atau Menutupi
- Huruf Ikhfā’: Nun mati atau tanwin dibaca Ikhfā’ ketika bertemu dengan 15 huruf Ikhfā’, seperti Ta (ت), Ṡa (ص), Ṣad (ش), dll.
- Cara Bacaan Ikhfā’: Nun mati atau tanwin yang bertemu dengan huruf-huruf ini dibaca samar (disembunyikan).
- Contoh Bacaan Ikhfā’:
- مُتْنُوْعٍۢ
بِّيَةٍ اَوْ تَحْتَ ذَلِكَ
2. Ayo Belajar Menulis dan Menghafal Al-Qur’an
Setelah membaca dengan tartil, kita melangkah ke tahap selanjutnya.
Hafalkan dan lengkapi ayat-ayat yang diberikan. Hal ini juga dapat dilakukan
sambil berlatih menulis untuk memperkuat hafalan.
3. Ayo Belajar Menerjemahkan!
Terjemahkan Q.S al-Baqarah/2:143 ke dalam bahasa Indonesia. Isilah kolom kosa kata untuk memahami arti kata-kata kunci pada ayat tersebut.
Moderasi dalam Beragama: Kunci Keselamatan dan Keseimbangan
Dalam konteks Islam, moderasi bukan hanya sekadar membaca dan menghafal al-Qur’an. Moderasi mencakup sikap hidup sehari-hari, baik dalam beragama maupun dalam hubungan sosial.
1. Umat Adil
Adil dalam Islam memiliki dimensi kesamaan, keseimbangan, dan proporsional. Umat Islam diajak untuk memberikan perlakuan yang sama, menciptakan keseimbangan, dan memberikan hak kepada pemiliknya.
2. Umat Moderat
Islam
mengajarkan umatnya untuk berada di posisi tengah antara dunia dan akhirat.
Bersikap moderat artinya menghindari perilaku atau pengungkapan yang ekstrem.
Sikap ini mencerminkan semangat ummatan wasatan, sebuah umat yang berada di
jalan tengah.
Mengambil Pelajaran dari Rasulullah dan Para Sahabat
Rasulullah Saw dan para sahabat mengajarkan prinsip-prinsip moderasi dalam kehidupan sehari-hari. Mereka berusaha menjaga keseimbangan antara kepentingan dunia dan akhirat, antara kerja keras dan ibadah.
Penuh Kasih dan Keseimbangan
Dalam menapaki jalan keseimbangan beragama,
kita diajarkan untuk membaca, menghafal, menulis, dan menerjemahkan al-Qur’an.
Namun, lebih dari itu, kita diajak untuk menjalani hidup dengan adil dan
moderat. Dengan demikian, kita dapat menjadi individu yang membawa keberkahan
dan keadilan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar. Mari kita bersama-sama
menapaki jalan keseimbangan ini, menjadi ummatan wasatan yang diberkahi Allah
SWT.
Tidak ada komentar: